Thursday, March 15, 2012

SEJARAH ORANG CINA DI AMERIKA SERIKAT


Chinese American


Cina selain dikenal sebagai bangsa yang besar dikenal juga sebagai bangsa dengan penyebaran penduduk terbanyak di dunia. Pada tahun 1930 ada lebih dari 8 juta orang Cina meninggalkan Cina dan menyebar ke seluruh dunia termasuk ke Amerika Serikat. Orang Cina biasanya datang dengan keadaan sangat miskin dan memiliki pekerjaan sebagai pedagang / bankir. Kesuksesan ekonomi mereka sering menyebabkan mereka jadi sasaran kemarahan penduduk negara yang mereka diami, termasuk di Amerika Serikat dan Indonesia. Amerika Serikat mengeluarkan Chinese Exclusion Act tahun 1882 untuk melarang imigran dari Cina, dan di Indonesia sering terjadi pembantaian etnis Cina, contohnya adalah peristiwa Mei 1998.

Cina sendiri sebenarnya adalah bangsa yang maju. Pada abad 11, Cina sudah mencapai tahap perkembangan ekonomi yang baru dicapai bangsa Eropa pada abad 18. imigrasi besar-besaran dimulai khususnya pada abad terakhir dari Dinasti Ming (abad 17). Orang Cina yang datang ke Amerika Serikat sendiri hampir semua dari propinsi Kwantung di Cina Selatan.

Orang Cina sendiri pertama datang ke Amerika pada sekitar tahun 1848, dimana saat itu terjadi gold rush di California. Orang Cina datang ke Amerika Serikat sebagai buruh kontrak / dengan uang yang dipinjam dari organisasi Amerika-Cina yang jadi pembimbing mereka di Amerika Serikat. Kebanyakan dari para imigran Cina itu dikenal sebagai pekerja keras, khususnya di bidang pertanian, pembuatan rel kereta api Central Pasific yang melewati California dan Pegunungan Sierra menuju Utah, dan pekerjaan-pekerjaan kasar lainnya yang tidak mau dikerjakan orang kulit putih. Mereka juga dikenal sebagi tenaga kerja yang murah, mampu menabung dari penghasilan yang sangat rendah itu, dan hidup sangat sederhana.

Jumlah orang Cina di Amerika Serikat makin meningkat bahkan setelah masa gold rush. Tahun 1851 ada 25 ribu orang Cina di California, tahun 1870 jumlah mereka di pantai barat ada 63 ribu orang. Pada 1880 ada 6000 imigran Cina memasuki Amerika Serikat, meningkat dua kali lipat pada tahun 1881, dan meningkat lima kali lipat pada tahun 1882. Dengan jumlah yang makin meningkat itu, pemerintah Amerika mengeluarkan Chinese Exclusion Act tahun 1882 dengan tujuan mengurangi jumlah imigran Cina yang masuk ke Amerika. Pada akhirnya, tahun 1943 Chinese Exclusion Act dicabut setelah Amerika Serikat dan Cina bersekutu menghadapi Jepang dalam Perang Dunia II.

Orang Cina yang datang ke Amerika Serikat sering mendapat sambutan yang buruk, bahkan kekerasan. Alasannya adalah mereka tidak putih dan tidak Kristen. Orang Cina dipandang tidak bisa berasimilasi dan kebudayaan mereka sangat berbeda dengan orang barat lain. Hal paling utama adalah mereka ditakuti karena bekerja lebih lama dan dibayar lebih murah sehingga bisa menurunkan standar hidup buruh. Akibatnya orang Cina dikucilkan oleh serikat buruh, bahkan tahun 1885 seorang buruh Cina yang mencetuskan pemogokan dibantai di Wyoming.

Gangguan yang sering dialami orang Cina adalah pemotongan kuncir panjangnya yang berakibat mereka tidak bisa kembali ke Cina, karena ada aturan dari Dinasti Manchu yang mengharuskan pria memiliki kuncir panjang. Selain itu, ada Chinese Exclution Act pada 1882 yang mengurangi jumlah orang Cina dan menghalangi mereka mendapat naturalisasi menjadi warga negara Amerika Serikat yang berakibat mereka tidak bisa memiliki tanah dan masuk pekerjaan. Akibat dari undang-undang itu terjadi banyak penyelundupan orang Cina, sebagian besar wanita, yang nanti digunakan sebagai pelacur.

Orang Cina kebanyakan hidup dalam komunitas sendiri yang disebut Chinatown. Pemimpin di Chinatown punya kekuatan politik, yaitu dengan menolak memberi pekerjaan dan kredit, sehingga mematikan orang Cina yang berpikiran radikal. Di dalam Chinatown juga ada organisasi rahasia yang biasa disebut Tong. Tong sendiri membagi wilayah khusus untuk pelacuran, perjudian, dan pemakaian opium. Tong sendiri sering masuk surat kabar karena perang antar Tong yang sporadis. Pengaruh dari Tong sendiri terlihat pada kuartal terakhir abad 19, Chinatown juga dikenal sebagai tempat pelacuran, minuman keras, dan perjudian bukan hanya untuk orang Cina, tapi juga untuk orang kulit putih.

Pembatasan imigran Cina secara sepihak menyebabkan tidak seimbangnya perbandingan pria dan wanita Cina di Amerika. Tahun 1890 perbandingannya 27 pria Cina untuk seorang wanita Cina, tahun 1930 perbandingannya masih satu banding empat. Merupakan hal wajar pada saat itu bila ada pedagang-pedangang kaya yang menyembunyikan istrinya dan diusahakan istrinya berhubungan sesedikit mungkin dedngan pria Cina. Masalah sendiri bisa dihindari karena klan tetap kuat. Pedagang Cina yang biasanya jadi pemimpin klan membangun asrama di sekitar tokonya untuk sesama bangsanya dan menyediakan bantuan, sarana, hubungan, dan tempat bernaung. Di tiap kota, klan yang mendominasi biasanya berbeda.
Organisasi saling bantu orang Amerika-Cina bergabung menjadi Chinese Consolidated Benevolent Association alias Six Companies yang berbicara atas nama orang Amerika-Cina secara umum. Tekanan sosial, ekonomi, dan moral dari Klan, Six Companies, dan Tong membuat Chinatown Amerika menjadi sangat tertutup.

Pada awal abad 20 Chinatown mengurus masalah ekonomi imigran yang baru datang dari Cina dan tidak meminta bantuan dari pemerintah Amerika Serikat. Saat kejadian gempa bumi yang menghancurkan Chinatown di San Fransisco dan Great Depression tahun 1930an mereka tidak meminta bantuan pemerintah. Bahkan ditengah sulitnya mendapat pinjaman dari bank tidak dapat mencegah kemapanan bisnis keturunan Cina. Perkumpulan yang memutarkan kredit di Chinatown menjadi lembaga yang sudah lama ada di kalangan orang Cina di selatan Amerika Serikat. Cara ini digunakan sampai tahun 1950an.
Pendidikan orang Amerika keturunan Cina pada tahun 1940 adalah 2% dari semua keturunan Cina berusia diatas 25 tahun, tapi lebih dari 80% masuk ke bidang profesional, terutama sains. Pada tahun 1960 separuh lebih orang Amerika keturunan Cina mempunyai profesi di bidang sains, akuntansi, teknik, perancang bangunan, dan dosen yang kebanyakan mengajar teknik dan ilmu pengetahuan alam. Kemajuan perekonomian ini membuat tempat tinggal orang Cina menyebar, tidak hanya di Chinatown saja dan mereka kebanyakan orang Amerika keturunan Cina.

Saat negara Cina diambilalih kaum Komunis, Hong Kong kebanjiran pengungsi dan banyak pengungsi di Hong Kong itu berhasil masuk ke Amerika Serikat. Imigran ini berbeda dengan sebelumnya. Imigran baru ini tidak bisa berbahasa Inggris dan tidak mengerti dialek Toishan yang dipakai di Chinatown di Amerika Serikat. Pendatang baru itu sering menimbulkan masalah, terutama menganggu turis yang datang ke Chinatown dan tidak mau bekerja keras, walaupun banyak orang Cina Hong Kong yang terpaksa menerima gaji lebih rendah dari standar dan mendapat jam kerja yang menyalahi aturan. Gangguan terhadap turis menimbulkan gangguan bagi Chinatown, karena turis adalah sumber pemasukan mereka. Akibatnya Tong banyak yang mengancam dan membunuh para Cina Hong Kong yang membuat masalah di Chinatown dan banyak pemimpin Chinatown yang meminta polisi menghukum kaum Cina Hong Kong pembuat onar itu dengan sangat keras.

Orang Amerika keturunan Cina sekarang berpenghasilan lebih tinggi dari orang Amerika umumnya dan punya status pekerjaan lebih tinggi. Hampir satu dari lima keluarga keturunan Cina punya tiga atau lebih anggota yang berpenghasilan, bandingkan dengan satu dari sepuluh orang Indian Amerika dan satu dari enam orang kulit putih. Rahasianya adalah orang Cina lebih banyak bekerja dan mempunyai pendidikan lebih dari orang lain. Sarjana, ilmuwan, dan teknisi timur mempunyai klasifikasi sangat lebih tinggi daripada orang kulit putih dan kulit hitam yang ditunjukkan dengan proporsi orang Timur (keturunan Jepang dan Cina) yang memperoleh gelar Ph.D lebih banyak dan diraih di universitas yang peringkatnya lebih tingi. Selain itu orang timur lebih banyak menerbitkan karyanya dibanding orang kulit hitam dan putih.(Agustinus Yudoandrian)

example of Chinese-American ;-)


No comments:

Post a Comment